Selasa, 05 Juli 2011

cerpen

TERUJUNG
Hari pagi. kini datang menyusul kehadiran rasa rindu . dah lama terkurung dalam balutan hanyut syahdu menunggunya waktu, dan kini kaki ku siap untuk melangkah kan kembali ke hadapan kekasih yang amat ku dambakan. Pagi hari yang begitu cerah,sejuk,damai, tentram, dan berembun, saat tengah berada di ujung dermaga, di bangku tunggu kupersilangkan kaki sembari menanti sang pengemudi datang membawaku pergi ke ujung upuk permata, Ku tenteng sang buah tangan dalam  kegembiraan , karena tak sabar hasrat hati hendak bertemu dengan yang di rindukan untuk bertahun-tahun selama ini. Setiap langkah ku saat menyusuri trotoar jalan dermaga , dibenak ku hanya ku ingat  dan terus terbayangkan akan paras indah mu. Saat kenangan yang indah melekat dan menempel ku bawa kemena-kemena. Saat malam terakhir bersama mu dahulu , berkumpul bersama-sama sanak teman , dengan semboyan kita dengungkan malam itu. “kita adalah family,,,,,,,,,,,!” , kau tersenyum manis di depan ku duduk, dengan balutan baju yang menawan hati. Aku terkurung dalam hipnotismu. Aku bingung. Seperti diri tak bertuan, ungkapan rasa pada malam itu , aku sangat terhanyut.

Andaikan malam itu dapat lagi aku ulangi untuk kedua kalinya. Aku pasti akan mengunci waktu ku. Agar tak lepas, agar tak beranjak meninggalkan ku. Akkkkkkh,,,,,, itu hanya kenangan manisku saja. Yang harus aku simpan dan aku kini akan membalas samuanya, dengan kehadiran ku di sampingmu. Dulu hanya bayanganku saja yang bertapak di rindumu, tapi kau saat ini mesti menyukuri akan kekuatan keyakinan hati ku pada mu . bahtera mulai meninggalka dermaga yang selama ini aku tunggukan . lika liku haluan telah aku tempuh demi untuk pembaharuan hidup. Aku tahu semua nya akan menjadi terbaik demi untuk harapan selama ini. Aku beerharap pada sang khaliq agar dalam perjalanan menyusuri alunan ombak ini aku selalu di ridhoi dan di jaga keselamatan hidup. Karna sekarang ini merupakan musim panca roba yang bias memutuskan harapku.

Alhamdulillhhhh……….. syukurnya dalam hati saat melihat di upuk sana telah tampak bayang-bayang kota kerinduan selama ini aku idamkan. Haluan dan kemudi lurus tertuju pada dermaga yang menjadi saksi bisu , melepaskan kepergian ku saat duhulu. Assap cerobong kapal telah juga menguapkan diri tanda dirinya bersiap siap ingin merapatkan ke barisan deretan kapal kapal yang tersusun berjajar rapi sepanjang puntun dermaga. “selamat datang di kota kerinduan”. Kata itu menyambutku terleebih dahulu ,saat sahut sahutan sang tukang pengangkat barang sibuk dengan menanti merapat nya bahtra ini aku sibuk juga memperhatikan setiap jengkal pantai yang ada di tampakku . adakan sedikitpun perubahaan , nyatanya tak satu pun ada yang tergantikan masih sama seperti saat dahulu ku tinggalkan.

Injakkan kakiku, pertama di pelantaran dermaga, menghapus semua rasa lelah yang aku dera. Berhari hari aku lalui di kerasnya ombak lautan tak sebandingnya dengan harga tibanya aku di dermaga penantian ini. Hiruk pikuk didermaga yang dulu aku tinggalkan dahulu tak ada sedikit pun yang berubah . besi yang berkarat, jalan yang berlubang, tanah yang berlumpur, pedadagang asongan yang berjualan di tepian ikatan kapal bersandar pun tetap tak beranjak dari posisinya semula. Dan hanya satu hali ynag kini ku tak ingat lagi , entah di mana ia berada , dan tetap bertanya bertnya didalambenakku, apakah itu,,,,,,,,,,,,  ?? pak tua yang yang selalu memnjualkan air mineral untuk para penumpang yang ingin berangkat. Alih-alih aku mendengar punya ceria bahwa pak tua itu rupanya telah wapat karna serangan jantung saat tengah berjualan. Yang ku tahu dulu….. ia berjualan bersama satu-satunya cucu yang ia miliki.

kini kucari dan telusuri seluk beluk setiap bagan dermaga, dimana cucu kakek itu berada?,,,,,, dan sejenak aku berhanti pada lorong kecil ditengah lalu lalang orang berjalan, aku melihat seorang anak kecil berumur 11 tahun tengah berjualan air mineral dengan membawa tas kalung asongan, bergelantung pada lehernya, sembari menawarkan setiap orang yang lewat,
"pak airnya ,pak,,,,,," suara anak itu pada seorang pemuda,
"gakkk,,,,, sana kamu,,!! ganggu aku lewat aja. disini orang mau lewat, kalau kamu mau berdagang bukan di tempat ini,,,,! di pasar sana.....!" kata pemuda itu sambil menunjukkan telunjuk nya pada wajah lesuh anak itu.
" maaf pak,,,, saya hanya menawarkan dagangan saya saja," dengan wajah ketakutan anak yang ku lihat itu segera bergegas berjalan menuju ke kursi ruang kedatangan kapal.

dari kejauhan terus aku memerhatikan bocah malang itu, dan kelak aku mendekatinya,
" kamu jualan apa nag.....?'" tanya ku,,,,
" iaaa pak , ini ada ,ada minuman ,,,,,," sambil menyodorkan tas asongan nya.
" mau botol yang kecil, ada,,,,,?" pinta ku ingin membeli tawaranya,
" ada pak,,,, ini saya tarok di samping abang duduk ya,,,,"
" iya,,,, terima kasih, berapa,,,? " tanya ku ingin membayarnya.
" 1500 rupiah ajah bang,,,,,"
" ni uang nya,,,,,"  sambil menjulurkan uang berwarna ungu (10.000 rupiah),
' ada uang pas bang,,,, ?"
" ambil aja kembaliannya,,,,,"
" tapi banyak bang sisanya,,,,,"
" gak papa, anggap aja rejeki kamu untuk hari ini,"

setelah ku membayar dagangan nya tadi , kemudian anak itu segera meninggalkan tempat duduk semula nya. dan aku tak henti hentinya memerhatikan anak lugu itu. sampai titik terakhir aku melihat bayangan nya barulah aku kembali melanjutkan perjalan pulangku yang ssat ini aku harus mencari tumpangan yang bisa mengantarkan ku pulang sebelum senja tiba.

semilir angin mengantarkanku pada kepulangan diriku saat menyusuri jalanan dermaga aku menarik tangan ku , ku lihat jam tangan ku , tepat maktu menunjukkan pukul 12 lewat 15 menit, saatnya tiba untuk menunaikan shalat fardhu dzuhur , ku cari tempat mesjid terdekat di sekitar dermaga . aku temukan . allhamdulliaah aku dapat menunaikan shalat di tanah tumpah darahku ini, yang sekian tahun aku rindukan.dalam shalatku , ku tuangkan do'a suci untuk keluarga ku, leluhurku, sahabatku, dan seseorang yang aku sayangi.
dalm do'aku,

"yaaa,,,, allah, syukur kepada mu atas rezeki ku selama ini, nikmat hidup dan kasih sayang yang ku trima saat ini.aku telah datang pada mu yaa robbi, dengan sujud ku aku menyembah mu sang pencipta hambamu.aku hambamu yang lemah tak punya daya dan uoaya , selain meminta pertolongan mu ya allah. aku saat ini sendiri dan aku kini telai menepati janji ku yang pertama yaitu aku kembali lagi menginjakan kaki pada tanah lleluhurku.

ya allah ya tuhan ku  pada mu aku mengadu. maksud hati hendak aku segera tunaikan pinta mu hambaku. ya allah ridhoilah harapan hamba mu. ya allah ampuni kesalahan hamba hamba mu , pada mu, pada kedua orang tua ku, pada keluargaku, pada sahabat dan teman ku, serta pada mereka yang menyayangiku.amin ya allah amin ya rahim. ya allah luaskan lah umur kedua orang tuaku, sempatkan aku membalas jasa mereka untuk hidup ku selama ini , aku sedih jika Kau cepat mengambil mereka sebelum aku dapat membuat mereka tersenyum bangga terhadap ku, aku rela berkorban apapun untuk kebahagiaan mereka ya robbi. ya tuhanku aku adalah hamba yang lemah aku tak bisa hidup tanpa ridho mu, kasihanilah hamba mu ini yang berlumuran dosa. hanya padamulah aku memohon doa dan hanya padamulah aku meminta pertolongan .. tempat akau pada golongan orang yang engkau ridhoi ya allah.kumpulkan aku bersama orang yang engkau berikan safaat . dan untuk hajatku yang satu ini aku meminta permudahkan, lapangkanlah, dan lluruskan segala urusasn ku ya allah. ya allah kepada si dia aku tambatkan hatiku ya allah, dan padanya pula aku ingin mendapatkan rahmatmu sebagai hambamu yang sempurna , seperti hamba-hamba yang lain. robbana atinaa fidzuni'a hazah, wafil akhhirati hazanatn wakina azaa bannar. walhamdullillah hirobbil alamin.

sejenak aku mendiamkan diri , aku bersama dengan yang bayangan yang mengikutiku, ku keluar dari rumah allah dengan hati yang lega dan lapang , dan kini aku akan melanjutkan perjalanan ku untuk menuju kerumah orang tuaku. tiba di terminal yang di situ berjejeran bus, barisan truk pengangkut sayur , dan para pedagang yang menjajkan dagangan sayurnya serta hasil alam yang mulai surut karena hari sudah menjelang senja. tiba aku menaiki angkutan yang akan membawakan ku menuju kerumah orang tua ku. bus barwarna hijau penuh sesak membawa penumpang, dan di atas pun banyak sayur mayur dagangan para pedagang yang telah pulang dari pasar di terminal tersebut.
 dalam perjalanku ini aku masih saja berpikir apa saja yang akan terjadi pada tibanya aku di kediaman aku, semuanya telah menanti, dan aku semangkin berdegub-degub tak menentu , 

cerpen